Dua Komplikasi Kehamilan yang Dianggap Sepele Padahal Berbahaya

Dua Komplikasi Kehamilan yang Dianggap Sepele Padahal Berbahaya
Ilustrasi hamil.Credits: Freepik

Bagikan :


Kehamilan adalah masa yang penuh harapan dan kebahagiaan, namun di balik momen indah ini, terdapat risiko yang sering dianggap sepele. Kondisi seperti mual dan muntah yang parah serta anemia dalam kehamilan, sering kali dipandang remeh oleh banyak calon ibu. Padahal, kedua kondisi ini dapat berpotensi menimbulkan dampak serius jika tidak ditangani dengan baik.

 

Mual dan Muntah Parah Selama Kehamilan

Mual dan muntah parah selama kehamilan dikenal dengan istilah hiperemesis gravidarum. Mual dan muntah sebenarnya adalah hal yang umum terjadi di trimester pertama kehamilan.

Bila kondisi ini berlangsung berlebihan atau lebih parah, maka kondisi ini tidak hanya mengganggu, melainkan menyebabkan kekurangan nutrisi, hilangnya cairan tubuh, dan ketidakseimbangan elektrolit yang berbahaya bagi kesehatan janin.

Janin yang tidak mendapatkan asupan nutrisi yang cukup dapat mengalami pertumbuhan yang terhambat. Sedangkan, hilangnya cairan dan ketidakseimbangan elektrolit dapat menimbulkan risiko serius, seperti dehidrasi dan gangguan fungsi organ.

Baca Juga: Jarak Kehamilan Ideal untuk Mengurangi Risiko Komplikasi Kehamilan

 

Anemia Selama Kehamilan

Anemia merupakan masalah kesehatan yang sering terjadi selama kehamilan. Jika dibiarkan tanpa penanganan, kondisi ini dapat menimbulkan risiko serius baik bagi ibu maupun janin.

Anemia pada ibu hamil umumnya disebabkan oleh kekurangan zat besi yang diperlukan untuk membentuk hemoglobin. Rendahnya kadar zat besi selama kehamilan dapat menimbulkan gejala seperti kelelahan berlebihan, lemas, kulit pucat, sesak napas, dan jantung berdebar-debar.

Jika tidak diobati, anemia selama kehamilan dapat meningkatkan risiko berbagai komplikasi, termasuk kelahiran prematur, bayi dengan berat badan lahir rendah, serta masalah saat persalinan seperti perdarahan. Selain itu, ibu yang mengalami anemia juga lebih rentan terhadap kelelahan ekstrem dan infeksi setelah melahirkan.

Baca Juga: Mengenal Gejala dan Penyebab Anemia pada Orang Dewasa

 

Mengapa Kedua Kondisi Ini Berbahaya?

Baik hiperemesis gravidarum maupun anemia sering kali dianggap sepele karena gejalanya mirip dengan kondisi umum yang dialami selama kehamilan. Namun, jika kedua kondisi ini dibiarkan berkembang atau semakin parah, dampaknya dapat sangat berbahaya bagi ibu dan janin.

Hiperemesis gravidarum dapat menyebabkan dehidrasi parah, yang berisiko meningkatkan kemungkinan kelahiran prematur, tekanan darah rendah, masalah pertumbuhan janin, bahkan kematian baik ibu maupun janin.

Di sisi lain, anemia yang tidak ditangani dengan baik selama kehamilan dapat meningkatkan risiko perdarahan, kelahiran prematur, infeksi, berat badan lahir rendah, serta menyebabkan kekurangan energi saat persalinan.

Untuk itu, ibu hamil perlu mewaspadai gejala dehidrasi seperti rasa haus berlebihan, kelelahan, urine berwarna gelap, dan penurunan frekuensi buang air kecil, serta gejala anemia seperti kelelahan berlebihan, pusing, kulit pucat, dan sesak napas. Segera konsultasikan dengan dokter jika Anda mengalami gejala-gejala tersebut.

Jangan ragu untuk mencari bantuan medis, karena penanganan yang cepat dan tepat dapat mencegah komplikasi lebih lanjut dan memastikan kehamilan Anda dalam kondisi sehat. Anda juga bisa memanfaatkan layanan konsultasi kesehatan Ai Care yang dapat diunduh di App Store atau Play Store.

 

Mau tahu informasi seputar kehamilan, menyusui, kesehatan wanita dan anak-anak? Cek di sini, ya!

Writer : Agatha Writer
Editor :
  • dr Nadia Opmalina
Last Updated : Senin, 21 Oktober 2024 | 15:37